|
|
Haruskah Kita Mematikan Handphone Saat Di Dalam Pesawat Terbang?
Mawan A. Nugroho, 21 Agt 2012 09:02:50 WIB
Semua orang tahu bahwa selama penerbangan berlangsung, penumpang dan awak kabin pesawat terbang dilarang menghidupkan télépon genggam. Bahkan bukan hanya télépon genggam, tapi juga dilarang menghidupkan laptop dan pemutar musik (iPod). Alasannya: Interférénsi éléktromagnétik yang ditimbulkan oléh handphone, laptop dan pemutar musik dapat mengganggu peralatan éléktronik pada pesawat[1]. Benarkah segawat itu? Saya ingin mengulas dari sisi lain. Pada tulisan ini saya menunjukkan argumén-argumén dari beberapa orang yang berpendapat bahwa itu tidak bérbahaya. Dan ini pasti menarik bagi anda. Ingat: Jadikan ini sebagai pengetahuan saja. Tetap patuhi peraturan. Matikan peralatan éléktronik selama anda terbang. Ok?
Sebagai permulaan, silakan baca tulisan ini:
Setelah mendapat laporan dari kru pesawat, Boeing --dalam banyak kasus-- berhasil membeli perangkat dari penumpang yang dicurigai mengakibatkan anomali pada sistem pesawat. Setelah melakukan tés secara inténsif pada perangkat éléktronik tersebut, Boeing tidak mampu meréproduksi anomali seperti yang dilaporkan, lalu menyimpulkan, “As a result of these and other investigations, Boeing has not been able to find a definite correlation between PEDs (Personal Electronic Devices) and the associated reported airplane anomalies.”[1]
John J. Nance (pilot pesawat terbang véteran) berkata, “Ada sedikit kekhawatiran bahwa télépon genggam bisa mengganggu peralatan navigasi pesawat terbang. Padahal sistem éléktrik pesawat terbang semuanya sangat terlindung. Artinya, sinyal liar tidak bisa masuk ke sistem tersebut.”[1]
Beberapa studi juga menunjukkan hasil serupa, yaitu bahwa perangkat éléktronik seperti handphone, laptop, dan iPod tidak terbukti mengakibatkan suatu kecelakaan pesawat.
APA ALASAN SEBENARNYA?
David Pierce menulis pada Blog-nya:
Dia terbang dari New York ke Ohio yang memakan waktu sekitar 3 jam. Kemudian dia bertanya kepada Flight Attendant apakah boléh dia mengirim SMS kepada Claire (istrinya yang menjemput di Bandara). Jawaban Flight Attendant sangat mengejutkan. Dia berkata bahwa alasan agar mematikan télépon genggam sebenarnya tidak ada hubungannya dengan interférénsi. Problem akan muncul ketika dalam keadaan darurat, atau kaptén pesawat butuh menyampaikan informasi secara cepat. Orang yang sedang bertélépon atau mengetik SMS mungkin saja tidak memperhatikan pengumuman itu, atau karena dia sedang berbicara di télépon membuat penumpang lainnya tidak bisa mendengar apa yang diucapkan pilot.[2]
Lalu Flight Attendant ini (yang sudah bekerja selama 20 tahun) juga mengisahkan tentang pengalamannya membooking hotél ketika pesawat sedang turun, lalu melakukan kontés untuk melihat télépon siapa yang berhasil melakukan panggilan saat pesawat masih berada di ketinggian. Akhirnya dia berkata, “Your phone will not cause interference issues on the plane. But you should turn it off, for your sake and everyone.” (Telepon Anda tidak akan menyebabkan masalah gangguan pada pesawat. Tapi Anda harus mematikannya, demi kebaikan Anda dan semua orang).
Ada juga pendapat bahwa alasan kita harus mematikan télépon genggam adalah agar semua penumpang benar-benar putus komunikasi dengan orang di darat. Ini untuk mempersulit aksi térorisme. Lagi pula jika mémang télépon genggam bisa menjatuhkan pesawat, mengapa téroris harus susah payah membawa bom? Cukup hidupkan 10 HP secara bersamaan.
Tapi —sekali lagi— tulisan di atas hanya untuk diketahui saja. Apapun alasannya, walau pun sinyal HP, laptop, dan pemutar musik iPod tidak terbukti menimbulkan interférénsi pada sistem navigasi pesawat, kita harus mengikuti aturan yaitu matikan semua peralatan éléktronik (télépon genggam, laptop, pemutar musik) selama pesawat sedang terbang, terutama saat take-off dan landing. Kalau tidak mau mengikuti, beli saja pesawat sendiri lalu bertéléponlah sesuka hati kita.
Daftar Pustaka:
[1] http://en.wikipedia.org/wiki/Mobile_phones_on_aircraft (21 Agustus 2012).
[2] http://www.digitizd.com/2011/06/10/the-real-reason-you-turn-off-your-phone-on-the-plane/
Share on:
Belum ada komentar untuk artikel ini. Tambah komentar singkat.
Perhatikan! - Komentar anda baru dapat dilihat oleh umum setelah mendapat persetujuan dari Administrator.
- Untuk membendung serbuan spam, satu orang hanya boleh mengirimkan 5 komentar perhari. Jumlah komentar anda hari ini: 0 komentar.
- Nama ibukota negara kita adalah nama kota yang terletak di antara kota Tangerang dan Bekasi, tujuh karakter.
Pay attention please! - Your comment will be visible to the public after the approval of the Administrator.
- To stem the invasion of spams, one person may only submit 5 comments per day. The number of your comments today: 0 comment(s).
- Do not waste your time by trying to send spam. I guarantee your efforts will be futile. Okay... Suppose you could probably pass a CAPTCHA test, but you will not be able to pass a special test of us. Trust me!
|
|
|
|
|
|
|